ni gw kasi berita yg baru diup date(BERITA TERKINI)

Selasa, 24 November 2009
Jelang Idul Adha, THM Tutup 3 Hari
Biliar dan Kafe di Sepanjang Tepian Juga Dilarang Buka

SAMARINDA. Pemkot tak ingin mengambil resiko menjelang pelaksanaan Hari Raya Idul Adha, buktinya jauh sebelum pelaksanaan, pengumuman untuk menutup tempat hiburan malam (THM) sudah dilakukan. Penutupan THM sementara itu akan dimulai 1 hari sebelum Hari Raya Kurban atau Kamis (26/11) dan baru diperbolehkan buka pada Minggu (29 /11) mendatang atau 1 hari setelah lebaran.

THM yang wajib tutup itu antara lain, Lokalisasi Wanita Tuna Susila (WTS), pub, cafe, karaoke dewasa, karaoke keluarga, panti pijat, spa mandi uap (Sauna), café tenda sepanjang Tepian Mahakam dan biliar. Menurut Kabag Humas dan Protokol Setkot Samarinda HM Faisal Ssos Msi, penutupan sementara THM H-1 dan dan H+1 lebaran itu memang rutin dilakukan setiap tahunnya.

Ini menurutnya bentuk apresiasi dan menghormati masyarakat yang merayakan hari besar keagamaan. Sehingga ia meminta semua pihak, terutama pengusaha THM bisa maklum dan menjalankan kebijakan itu dengan baik, tanpa melakukan pelanggaran.

Menurutnya, beberapa kali imbauan untuk menutup sementara THM beberapa tahun terakhir, terutama di saat perayaan hari besar selalu dilanggar. Pengusaha THM tampaknya lebih mementingkan keuntungan dibanding menghormati masyarakat yang merayakan hari besar itu. Makanya, ia memastikan, pemantauan terhadap pelaksanaan imbauan menutup sementaran THM itu akan dimaksimalkan.

"Kami tak ingin main-main dalam melakukan pengawasan, pasti akan kita lakukan. Silakan saja bagi pengusaha THM yang ingin mencoba melanggar atau membuka sebelum waktunya, pasti ada sanksi tegas yang diberikan," kata Faisal kemarin.

Sanksi itu menurutnya bisa bermacam-macam, mulai dari peninjauan kembali izinnya, mencabut izin hingga menutup paksa. Tetapi ia berharap sanksi itu tak dijatuhkan, tentu saja asalkan seluruh pengusaha THM menghormati dan taat terhadap aturan yang sudah dibuat.

"Sosialisasi terhadap imbauan penutupan sementara THM itu sudah kita lakukan jauh hari sebelumnya, jadi rasanya tidak mungkin ada pengusaha yang tidak mengetahuinya," tegasnya lagi.

Lalu bagaimana dengan kafe tenda yang ada di sepanjang Tepian Mahakam, ini yang selalu menjadi masalah, pasalnya selalu beralasan hanya menjual jagung bakar. Pihaknya pun akan melakukan tindakan tegas, karena sesuai edaran yang dibuat, tenda ini juga harus tutup selama 3 hari. Begitu juga dengan biliar. Ia berharap semua pihak dapat mentaati dan menjalankan aturan tersebut.

Selasa, 24 November 2009
Pemain Persisam Putra Ancam Mogok Main
Akibat Kontrak Tak Beres, Dilakukan Saat Lawan PSM Makassar

SAMARINDA. Persoalan di tubuh Persisam Putra semakin rumit saja. Setelah anggaran untuk satu musim ini tinggal Rp3 miliar dari Rp15 miliar yang dialokasikan Pemkot Samarinda, kini masalah baru harus dihadapi manajamen tim berjuluk Elang Borneo tersebut.

Ya, masalah sisa kontrak menjadi tuntutan pemain sebelum melanjutkan kiprah di Indonesia Super League (ISL), menghadapi PSM Makassar 29 November mendatang. Bahkan pemain sudah sepakat tak bertanding, jika sampai pada tanggal tersebut sisa kontrak sebesar 15 persen dari 50 persen kontrak awal, tidak dibayarkan manajemen. Sulitnya, manajemen Persisam Putra sendiri saat ini harus kelimpungan mencari dana. Apalagi Pemkot Samarinda tak memberikan sisa anggaran yang ada dengan alasan tak ada payung hukumnya.

Kapten tim Hamka Hamzah usai latihan kemarin sore kepada wartawan mengatakan, manajemen Persisam Putra sudah menjanjikan sisa kontrak awal mereka sejak kompetisi, tapi hingga saat ini belum digulirkan.

"Semua pemain sudah menerima 35 persen kontrak dari 50 persen yang harusnya kami terima. Manajemen berjanji segera melunasi sisa kontrak tersebut. Katanya sebelum kompetisi dimulai semua sudah beres. Tapi sampai sekarang kami belum mendapatkan sisa kontrak tersebut, hanya janji-janji saja kami terima," kata Hamka.

Janji manajemen tak hanya pada sisa kontrak ini saja, tetapi juga pada fasilitas pemain asing. Dan salah satu bentuk "protes" pemain asing pada manajemen, kemarin Ronald Fagundez, Tsimi Joel dan Danilo Fernando tak mau latihan bersama pemain lainnya. Mereka hanya latihan ringan dengan berlari di sekitar lapangan. Menurut Danilo Fernando, apa yang mereka lakukan memamg disengaja. Sebab selama ini manajemen hanya memberikan janji kepada mereka, yaitu fasilitas selama berada di Samarinda.

"Sejak latihan di Malang kami sudah dijanjikan fasilitas berupa rumah dan mobil. Tapi sudah empat bulan ini janji tersebut tak ditepati. Kami sudah menanyakan masalah ini pada manajemen, tapi alasannya sangat banyak," ujar Danilo.

Salah satu alasan yang mereka terima adalah pengecatan rumah untuk ditempati. "Tapi kenapa sampai harus empat bulan, kalau waktunya segitu bukan mengecat, tapi bikin rumah baru juga bisa," katanya.

Selama berada di Samarinda pemain asing diinapkan di Hotel Andhika Jl Agus Salim. Inilah yang membuat dirinya serta Ronald tak mau membawa istri serta anaknya ke Samarinda.

"Di hotel tersebut jangankan untuk keluarga, untuk pemain saja sebenarnya tak layak," ujarnya. Menurut Hamka Hamzah, manajemen harusnya tak memberikan janji terlalu banyak pada pemain. Hal ini membuat pemain menuntut apa yang harusnya mereka terima dari manajemen.

"Masalah ini jelas mengganggu kekompakan tim saat bertanding, karena pemain asing saja sudah tak mau latihan bersama," kata Hamka.

Ketika dipastikan soal keseriusan mogok main, Hamka mengatakan akan melakukan hal tersebut kalau tak ada penjelasan sama sekali dari manajemen.

"Selama ini tak ada penjelasan resmi dari manajemen, jadi kami menuntut hak kami yang sudah dijanjikan," lanjutnya.

Dalam aturan kontrak pemain memang disebutkan kalau kontrak awal sebesar 50 persen harus dibayarkan semua. Sementara sisanya dibayar lewat gaji perbulan.

Selasa, 24 November 2009
Pemkot Jangan Ragu Bongkar Jembatan Kehewanan
Sepanjang Masyarakat Mendukung

SAMARINDA. Dukungan untuk segera melakukan pembongkaran Jembatan Kehewanan di Jl Mardah A Saleh kian bertambah. Selain warga setempat yang menyatakan dukungannya agar segera dibongkar jembatan kayu yang kini mulai rapuh dan terancam roboh itu, dukungan serupa kini datang dari pengamat Kota Samarinda dari Universitas Mulawarman (Unmul) Drs DB Paranoan M Si.

Katanya, jembatan kayu tersebut memang sudah waktunya untuk segera dibongkar. Hal itu segera dilakukan agar bisa melindungi ancaman bahaya yang bisa menimpa para pengendara. Disebut-sebut jembatan kayu itu sudah seringk makan korban. Banyak yang jatuh akibat lantai kayunya yang licin terutama saat hujan. Sementara kalau diperbaiki secara permanen, tak memungkinkan kondisi geografisnya.

"Makanya, kalau memang warganya mendukung sebaiknya dibongkar saja sebelum lebih parah kondisinya," katanya.

Apalagi lanjut Paranoan, jembatan tersebut juga dikatakan menjadi salah satu penghambat kegiatan normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM), yang dilakukan sebagai langkah pengendalian banjir dalam beberapa bulan belakangan ini. "Jangan ragu kalau memang itu untuk kepentingan orang banyak dan demi keindahan kota," sambungnya.

Jembatan kayu yang berdiri di atas permukaan SKM tersebut memang masuk dalam jalur hijau. Karena jalur hijau sehingga diperlukan penataan yang serius, termasuk Jembatan Kehewanan itu. Menghindari kesan kumuh, sebaiknya jembatan itu dibongkar secepatnya, agar secepatnya pula mewujudkan kawasan itu menjadi jalur hijau. Selain jembatan, Paranoan menambahkan rumah-rumah warga di sepanjang pemukiman SKM itu juga harus secepatnya direlokasi.

"Biar konsisten, rumah-rumahnya juga sekalian supaya kawasan hijau yang diwacanakan itu bisa terwujud. Kan bagus juga kalau kota kita terlihat lebih hijau dan indah," tukasnya.

Namun ia meminta agar sebelumnya bisa disosialisasikan ke warga setempat. Harapannya, agar tak menimbulkan polemik atau permasalahan sosial di kemudian hari. Sosialisasi itu menyangkut maksud pembongkaran serta arahan akses jalan warga selanjutnya.

Sebelumnya, Ketua RT 8 Jl Abdul Muthalib, Kelurahan Sungai Pinang Luar, Aspa J, juga menyatakan dukungan untuk segera membongkar jembatan tersebut. Setelah itu, diminta agar tak perlu lagi dibangun kembali karena memang itu merupakan jalur hijau. Tak hanya itu, ia bahkan meminta agar bila perlu tak usah ada perbaikan sementara.

Menanggapi itu semua, Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) KOta Samarinda Ir Dadang Airlangga MT menegaskan, jembatan itu cepat atau lambat pasti akan dibongkar. Selanjutnya tak akan dibangun kembali. Sebagai gantinya, diminta warga untuk melewati Jembatan Arif Rahman Hakim. "Tinggal menunggu kalau penurapananya sudah sampai di situ (Jembatan Kehewanan, Red), pasti akan kita bongkar," tegasnya.

Rabu, 25 November 2009
Lagi, 14 Rumah di Seberang Ludes Terbakar
65 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal, Penyebab Diduga Kompor Meledak

SAMARINDA. Kebakaran besar kembali terjadi di kawasan Samarinda Seberang. Sedikitnya, 14 rumah yang ada di Jl Patimura Gang Olah Bebaya, RT 02, Kelurahan Rapak Dalam jadi arang, setelah si jago merah mengamuk, Selasa (24/11) sekitar pukul 10.00 Wita, kemarin.

Sebelumnya, Minggu (22/11) sekitar pukul 14.00 Wita kebakaran juga terjadi di Jl Sumber Baru, Kelurahan Masjid, Samarinda Seberang. Kebakaran ini juga membuat 10 rumah ludes dengan kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Penyebab kebakaran itu diduga kuat karena kompor yang meledak dari rumah H Masek (60). Akibat kejadian itu Masek pun harus menderita luka bakar di sekujur tubuhnya.

Kebakaran yang terjadi kemarin di Jl Patimura, diduga bermula dari rumah salah seorang warga bernama Agus (38). Saat musibah terjadi rumah dalam keadaan kosong alias tak berpenghuni. Diduga kuat kebakaran yang membuat sedikitnya 65 jiwa kehilangan tempat tinggal itu dikarenakan ledakan dari kompor di rumah Agus.

Dari keterangan yang dihimpun Sapos, kejadian itu bermula saat Agus yang bekerja sebagai montir di sebuah bengkel di kawasan Samarinda Seberang tidak berada di rumah. Sementara Yustini (30), istrinya juga tak ada di rumah karena berdagang di Pasar Baqa. Sehingga keadaan rumah saat peristiwa terjadi kosong.

Tiba-tiba salah seorang warga yang bernama Hairul Anwar (50) yang tepat tinggal di depan rumah Agus melihat api mulai membesar yang berasal dari belakang rumahnya. Melihat itu, Anwar berusaha memadamkan kobaran api yang sudah membumbung tinggi dengan alat seadanya.

"Waktu mengayun cucu di dalam rumah, saya mendengar bunyi seperti atap terbakar di depan rumah. Setelah dilihat, ternyata api sudah sangat besar dari belakang rumah Agus," ungkap Anwar pada Sapos kemarin.

Karena api terlanjur membesar, usaha untuk memadamkan api yang dilakukan Anwar bersama warga sekitar dihentikan dan memilih menyelamatkan harta benda masing-masing. Dengan sigap, Anwar mengangkat cucunya yang sedang diayun ke luar rumah.

"Api cepat sekali membesar, dan saya pun langsung menyelamatkan cucu saya dan sejumlah surat-surat penting yang ada di kamar," tuturnya.

Sebagian besar rumah yang terbuat dari kayu, hal itu membuat api cepat menyebar dan membuat sebagian besar warga tak sempat menyelamatkan harta benda mereka dari amukan si jago merah.

"Tak ada yang berhasil saya selamatkan dari rumah akibat peritiwa itu, karena api cepat membesar," tuturnya.

Sekitar 14 mobil pemadam dari beberapa posko yang ada di Samarinda memenuhi tempat tersebut. Kembali faktor jalan menghambat penanggulangan bencana kebakaran. Karena letak kebakaran tepat berada di tengah-tengah kawasan padat penduduk, sehingga mobil pemadam tak dapat mendekati TKP.

Selain itu banyaknya warga sekitar lokasi kebakaran yang menjadikan jalanan sebagai tempat pengungsian, juga membuat mobil pemadam sukar mendekat.

Dua rumah warga yang sudah di "jilat" api terpaksa dirobohkan, untuk menghindari api semakin meluas. Setelah kurang lebih satu setengah jam berusaha memadamkan api, akhirnya si jago merah berhasil dijinakanya oleh petugas PMK yang dibantu masyarakat sekitar.

Kapoltabes Samarinda AKBP Arkan Hamzah melalui Kapolsekta Samarinda Seberang AKP Wawan Setiawan SIK menyebut, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait dengan penyebab pasti kebakaran itu. Sehingga beberapa saksi mata dan pemilik rumah yang menjadi asal api masih terlihat dimintai keterangan di kantor polisi, terkait musibah tersebut.

"Dari beberapa informasi, awal mula api berasal dari rumah Agus. Tapi penyebab kebakaran, kami masih melakukan penyelidikan," ungkap Wawan pada Sapos.

Selain itu pihaknya juga belum dapat menyebutkan berapa kerugian materi yang diakibatkan kebakaran itu. Karena beberapa data masih dihimpun jajarannya di TKP. "Untuk masalah jumlah kerugian kita belum dapat menyebutkan," jelasnya.

Untuk sementara, rumah yang menjadi asal mula api masih disterilkan dan polisi pun sudah memberi polis line untuk kepentingan penyelidikan. Saat ini musibah kebakaran itu masih ditangani pihak Polsekta Samarinda Seberang.

Rabu, 25 November 2009
Maling, Nyaris Tewas Digebuki

ADA saja orang yang nekat mencari kesempatan dalam kesempatan, menangguk keuntungan ditengah musibah yang dialami masyarakat. Itu juga yang diduga dilakukan oleh Gio (21) warga Jl Mas Penghulu, Samarinda Seberang. Ia bahkan nyaris saja tewas kalau tidak ada beberapa petugas yang berusaha mengamankannya. Kini Gio pun harus diamankan di Polsekta Samarinda Seberang, untuk diproses lebih lanjut.

Kajadian bermula saat warga RT 02, Kelurahan Rapak Dalam, Samarinda Seberang berbenah setelah musibah kebakaran melanda kawasan tersebut. Diduga, Gio bersama seorang kawannya yang belum diketahui identitasnya itu kepergok warga saat hendak mencuri ponsel milik seorang warga yang menjadi korban kebakaran. Karena ketahuan, keduanya berusaha berlari di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Hal itu mengundang banyak perhatain warga di sekitar tempat kejadian.

Kecurigaan warga terhadap kedua pemuda itu bertambah saat salah seorang wanita berteriak, bahwa kadua pemuda itu adalah maling. Tak ayal, beberapa warga yang geram berusaha menghadang keduanya.

Pamuda itu sempat berusaha membela diri dan mengatakan bahwa dirinya tak mencuri ponsel yang dimaksud. Namun karena sudah kadung geram, salah seorang warga melayangkan bogem mentah ke wajah pelaku. Hal itu diikuti warga lainnya.

Tak lama kemudian, puluhan warga secara beramai-ramai menghakimi Gio di sekitar lokasi kebakaran. Alhasil, Gio menjadi bulan-bulanan sejumlah warga karena tuduhan pencurian. Darah segar mengucur dari mulut Gio, karena pukulan yang dilayangkan beberapa warga ke wajahnya.

Sementara seorang rekannya berhasil melarikan diri dari amukan warga, saat Gio menjadi bulan-bulanan puluhan korban kebakaran yang sudah jengkel dengan aksinya.

Beruntung, petugas kepolisian yang masih berada di TKP dengan sigap melerai warga yang hendak menghakiminya. Kendati sudah dicegah oleh patugas kepolsiian, warga tetap mencuri-curi kesempatan untuk melampiaskan amarahnya terhadap Gio.

Untuk menyelamatkannya dari amukan puluhan warga, beberapa petugas kepolisian melarikannya ke kantor polisi terdekat untuk diamankan. Kapolsekta Samarinda Seberang AKP Wawan Setiawan SIK mengungkapkan, untuk sementara pihaknya masih mengamankan pemuda yang diduga melakukan pencurian. Selain itu pihaknya juga masih mencari saksi dan korban dari aksi yang dilakukan pemuda tersebut.

"Untuk menghindari amukan masa, untuk sementara masih kita amankan. Dan kami juga masih melakukan penyelidikan terkait apa yang dilakukanya," ungakp Wawan pada Sapos kemarin.

Rabu, 25 November 2009
Aidil Menggugat Pemuda Pancasila
Minggu Depan, Sidang Pertama Digelar di PN Jakarta Selatan

SAMARINDA. Perseteruan antara Aidil Fitri melawan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Pemuda Pancasila (PP) tampaknya akan semakin meruncing. Bahkan, puncaknya Aidil akan secara khusus menggugat kedua organisasi yang telah membesarkannya ke pengadilan, karena menganggap pemecatan dirinya dari Ketua DPC PP Samarinda tidak sesuai dengan ketentuan organisasi.

Untuk gugatannya menurut Indra Sahnun Lubis, pengacara yang telah ditunjuk Aidil Fitri sudah didaftarkan ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Rencananya minggu depan sidang perdana untuk kasus itu akan dimulai. Aidil Fitri lewat pengacaranya meminta agar DPP dan DPW PP segera membatalkan pemecatan dirinya dan mengembalikan haknya, tidak hanya sebagai anggota dari PP tetapi juga jabatan di Ketua DPC PP Samarinda.

"Tetapi kita tetap akan menempuh jalur damai, karena bagaimana pun juga Aidil Fitri masih menginginkan masalah itu diselesaikan tidak di jalur pengadilan," kata Indra, kemarin.

Menurut Indra, berbagai upaya untuk damai dan membatalkan keputusan pemecatan terhadap Aidil sudah dilakukan, termasuk mendatangi Ketua DPW PP Kaltim Said Amin di kediamannya, tetapi memang belum mendapatkan hasil maksimal.

"Memang, tidak secara langsung Said mengatakan sangat sulit untuk membatalkan pemecatan terhadap Aidil, tetapi tetap masih ada harapan untuk itu. Said pun mengatakan masih akan memikirkan, apakah akan damai atau tidak," ungkapnya lagi.

Tentu saja, ada konsekuensi logis bila upaya damai yang dilakukan berhasil, itu terutama terhadap gugatan yang sudah didaftarkan. Pihaknya bahkan berjanji akan mencabut gugatan di PN Jakarta Selatan, bila ternyata Said Amin benar-benar mau berdamai dan mencabut keputusan untuk pemecatan atas Aidil Fitri.

Ia menilai, tidak ada kesalahan fatal yang dilakukan Aidil Fitri sehingga harus dilakukan pemecatan. Bahkan, apa yang dilakukan Said Amin itu bisa membuat opini buruk atau negatif di kalangan pemuda dan masyarakat Kaltim, Said pun menurutnya bisa disebut sebagai otoriter.

Apalagi, akibat pemecatan Aidil Fitri dari Ketua DPC PP Samarinda juga berbuntut panjang, yakni pergantian dirinya sebagai anggota DPRD Samarinda.

Soal itu Indra tak ingin banyak komentar. Tetapi menurutnya, untuk proses PAW tentulah tidak gampang, membutuhkan waktu yang lama untuk melakukannya. Apalagi UU susunan dan kedudukan (Susduk) Tahun 2009 ini belum didukung dengan Peraturan Pemerintah (PP). Tapi dikatakan, pihaknya tak akan fokus pada PAW yang dilakukan terhadap Aidil Fitri.

"Untuk soal PAW nanti sajalah dibicarakan, kami masih fokus pada masalah yang terjadi di PP, terutama terkait pemecatan dari Ketua DPW PP Samarinda," tegasnya lagi.

Sementara Aidil Fitri yang ditemui terpisah, secara khusus meminta maaf kepada Said Amin, jika beberapa waktu terakhir dirinya dianggap melawan dan melakukan tindakan yang tidak disukai anggota Pemuda Pancasila.

Apa yang dilakukan menurutnya karena emosi.

Ia bahkan berterima kasih kepada Said Amin yang dianggapnya telah membesarkannya

"Seharusnya saya tidak melawan, tetapi berterimakasih. Jujur, apa yang telah diberikan Pak Said kepada saya, rasanya sulit saya balas," ungkapnya.

Rabu, 25 November 2009
Warga Minta Diawasi Intensif
Jembatan Perniagaan Diperbaiki

SAMARINDA. Meski sempat mengatakan tak ada dana perbaikan Jembatan Perniagaan untuk tahun ini, namun melihat kondisinya yang sudah sangat parah, Pemkot Samarinda akhirnya memutuskan untuk memperbaikinya. Itu dilakukan sejak satu pekan belakangan ini.

Perbaikan meliputi lantai jalan serta badan jembatan yang selama ini retak parah dan terancam roboh. Pagar pembatasnya pun dicat sehingga tampak lebih bersih. Yang sedang berjalan kini yakni berupa pengerjaan bagian lantainya yang juga sempat retak lebar itu.

"Memang sudah parah betul, kalau lambat diperbaiki mungkin bisa ambruk. Soalnya masih banyak juga kendaraan berat yang sering lewat. Kalau sudah begitu (dilewati kendaraan berat, Red), getarnya luar biasa seperti gempa," kata Wahyuddin, warga yang bermukim persis di samping jembatan itu.

Dengan perbaikan itu, ia mengaku sudah aman dan tak perlu khawatir. Terutama pada malam hari saat beristirahat. Pasalnya, akibat getaran karena dilalui kendaran berat itu, ia mengaku tak bisa beristirahat dengan nyaman. "Bagaimana mau tidur kalau baru nyenyak sedikit sudah bising," timpalnya.

Karena itu, ia meminta agar perbaikan tersebut harus diikuti pula dengan pengawasan intensif. Jika tidak hanya akan menjadi sia-sia. "Sayang kalau susah-susah diperbaiki, tapi malah tidak diawasi kemudian langsung retak lagi," timpalnya kembali.

Selama ini saat sebelum perbaikan, meski sudah diberi rambu larangan bagi kendaraan berat untuk melintas, tapi masih saja banyak yang bandel. Apalagi pada malam hari saat tak ada pengawasan. Kendaraan berat dengan leluasa bisa melintas bebas. "Pernah saya dengan warga di sini keluhkan masalah ini ke Dinas Perhubungan. Tapi kurang digubris sampai sekarang," tuturnya.

Setelah ada perbaikan berupa penyambungan kembali bagian yang retak itu, ia mengaku getarannya yang dirasakan kini sudah mulai berkurang. Karena itu, ia bersama warga setempat mengharap agar pengawasan terhadap kendaraan berat bisa lebih diperketat lagi.

"Jangan hanya rambu dipasang, ya, bebas saja kendaran berat bisa lewat. Kalau bisa dibuatkan portal pembatas, jadi hanya kendaran kecil saja yang boleh lewat," tandasnya.

unjuk rasa turunkan harga sembako <<<<< anggap aja ni spanduk org2 yg tertindas.......

wkwkwkwk

Tolong sampaikan suara saya kepada pak pejabat


ATASI DUNK MASALAH BANJIR DISAMARINDA